Situasi ini bisa jadi salah satu ujian paling besar dalam persahabatan: kamu dan sahabatmu suka sama orang yang sama. Tiba-tiba, yang awalnya cuma obrolan seru soal gebetan, berubah jadi awkward. Kalian mulai ngerasa kompetitif, mulai jaim, dan bahkan bisa jadi saling menjauh.
Masalahnya, perasaan gak bisa dipaksa. Kamu gak bisa pura-pura gak suka, tapi kamu juga gak pengen kehilangan sahabat. Di sisi lain, kalau kamu nekat deketin si dia, bisa-bisa kamu dicap gak tahu diri.
Tenang, kamu gak sendiri. Banyak yang pernah ada di posisi ini. Artikel ini bakal ngebahas cara menghadapi cinta segitiga antara kamu, sahabat, dan gebetan yang sama, tanpa drama berlebihan tapi tetap menjaga harga diri dan hubungan.
1. Sadari Dulu Bahwa Ini Hal yang Wajar
Jatuh cinta sama orang yang sama itu bukan dosa. Itu bisa terjadi, apalagi kalau kamu dan sahabatmu punya selera mirip, lingkungan yang sama, dan sering bareng.
Kenapa bisa terjadi?
- Kalian punya tipe yang mirip.
- Sering cerita soal orang itu ke satu sama lain.
- Si dia punya daya tarik umum (humoris, good looking, populer).
- Sama-sama sering ketemu dan berinteraksi.
Langkah pertama adalah jangan langsung panik atau ngerasa bersalah. Validasi dulu perasaan kamu.
2. Jangan Langsung Ngegas atau Bersaing Diam-Diam
Sering kali, insting pertama kita adalah “aku harus dapetin dia duluan.” Tapi kalau kamu langsung balapan deketin, itu bisa menghancurkan segalanya.
Hindari:
- Flirting terang-terangan depan sahabat.
- Upload story bareng si gebetan biar sahabat lihat.
- Bikin kode-kode di medsos yang sengaja disindirkan.
Ingat, suka sama orang yang sama itu udah rumit — jangan tambah drama.
3. Ajak Sahabat Kamu Bicara dari Hati ke Hati
Kalau kalian berdua udah sadar saling naksir orang yang sama, jangan diam-diaman. Justru harus dibahas biar gak salah paham atau saling dendam dalam diam.
Tips ngobrolnya:
- Pilih suasana tenang, jangan pas lagi emosi.
- Ngakuin perasaan kamu tanpa nuntut: “Aku juga ngerasa ada rasa ke dia.”
- Dengerin juga perasaan dia.
- Komit bareng buat gak saling menjatuhkan.
Obrolan ini mungkin awkward, tapi jauh lebih sehat daripada saling main belakang.
4. Tentuin Batasan Bareng-Bareng
Kalau udah tahu kalian berdua sama-sama naksir, saatnya tentuin aturan mainnya. Apakah kalian:
- Sama-sama mundur demi jaga persahabatan?
- Sepakat biar si gebetan yang memilih secara natural?
- Bikin kesepakatan, siapa yang dideketin duluan?
Contoh kesepakatan dewasa:
- Gak ada black campaign soal satu sama lain.
- Gak saling salip-salipan.
- Kalau dia lebih suka sahabat kamu, kamu siap mundur — dan sebaliknya.
Tujuannya bukan buat menang, tapi menjaga integritas dan hubungan kalian.
5. Jangan Libatkan Teman-Teman Lain atau Bikin Drama Grup
Sering kali, masalah kayak gini melebar karena kamu atau sahabatmu curhat ke grup, bikin story sindiran, atau mulai cari pembelaan.
Bahaya dari ini:
- Grup pertemanan jadi terbelah.
- Orang yang kalian suka jadi gak nyaman.
- Nama baik kamu bisa rusak karena drama gak perlu.
Suka sama orang yang sama harus disikapi secara personal, bukan publik.
6. Biarkan Gebetanmu Memilih Tanpa Tekanan
Kamu dan sahabatmu punya rasa — tapi si dia belum tentu suka balik. Jangan paksa dia milih hanya karena “aku yang kenal duluan” atau “aku yang lebih effort.”
Yang harus diingat:
- Cinta itu soal dua arah.
- Kamu gak bisa menangin hati orang lain dengan tekanan.
- Kalau dia milih sahabatmu, itu bukan berarti kamu kalah.
- Kalau dia gak milih dua-duanya? Terima dengan legowo.
Ini bukan lomba rebutan, tapi soal chemistry dan pilihan hati.
7. Siapkan Diri untuk Semua Kemungkinan
Ada tiga kemungkinan:
- Dia milih kamu.
- Dia milih sahabat kamu.
- Dia gak milih dua-duanya.
Apapun hasilnya, kamu harus siap nerima dengan elegan. Jangan jadi musuh sahabat sendiri, apalagi buat seseorang yang belum tentu jadi pasangan jangka panjang.
8. Kalau Kamu yang Dipilih, Tetap Hormati Sahabatmu
Kalau akhirnya kamu yang jadian sama si dia, jangan euforia berlebihan. Pikirkan juga perasaan sahabat kamu.
Yang perlu kamu lakukan:
- Bicara langsung dan jujur.
- Jangan pamer hubungan di awal-awal.
- Ajak dia tetap terlibat di circle, tapi beri ruang.
- Jangan anggap sahabat kamu bakal langsung happy — healing butuh waktu.
Suka sama orang yang sama bukan soal siapa menang, tapi siapa yang bisa tetap gentle setelah semua selesai.
9. Kalau Kamu yang Gak Dipilih, Jangan Benci Siapapun
Patah hati itu sakit, apalagi kalau disebabkan oleh “duet maut” cinta dan persahabatan. Tapi jangan salahkan sahabat kamu atau gebetanmu.
Cara sehat menyikapi:
- Akui kecewa, tapi jangan dendam.
- Ambil waktu buat healing.
- Fokus ke diri sendiri.
- Bangun ulang kepercayaan dan komunikasi dengan sahabat kamu.
Kamu akan baik-baik saja. Dan kalau sahabat kamu beneran tulus, dia akan tetap ada walau keadaan berubah.
10. Pilih Jalan Tengah Kalau Semua Terlalu Rumit
Kadang, perasaan itu harus dikorbankan demi hubungan yang lebih berharga: persahabatan.
Kalau kamu dan sahabat kamu sama-sama belum yakin sama perasaan si dia, mungkin lebih bijak untuk:
- Sama-sama mundur.
- Jaga jarak demi netralitas.
- Fokus ke hubungan kalian dulu.
Cinta bisa datang lagi. Tapi sahabat sejati gak selalu bisa kamu temukan dua kali.
Kesimpulan: Suka Sama Orang yang Sama Bukan Akhir Segalanya
Suka sama orang yang sama sama sahabat itu emang rumit, tapi bukan tragedi. Ini justru bisa jadi ujian kedewasaan, komunikasi, dan seberapa kuat fondasi hubungan kalian.
Yang perlu kamu lakukan:
- Validasi perasaanmu sendiri.
- Bicara terbuka tanpa kompetisi.
- Sepakat untuk tetap saling hormat.
- Jangan libatkan pihak lain.
- Siapkan diri untuk semua kemungkinan.
Yang penting, apapun hasilnya — kamu tetap jadi versi terbaik dari diri kamu. Dengan atau tanpa si dia.
FAQ: Suka Sama Orang yang Sama
1. Haruskah aku ngalah demi sahabatku?
Tergantung. Kalau kamu ngerasa hubungan kalian lebih penting dari gebetan, mungkin itu pilihan terbaik. Tapi kalau kamu yakin dan si dia juga respon, kamu tetap berhak memperjuangkan.
2. Gimana kalau sahabatku marah karena aku deketin gebetan kami?
Coba ajak ngobrol dari hati ke hati. Jelaskan posisi kamu dan tunjukkan kamu gak ada niat jahat.
3. Apakah kami masih bisa sahabatan setelah ini?
Bisa banget. Tapi butuh waktu, ruang, dan niat dari kedua pihak buat healing.
4. Apa salah kalau kami berdua deketin orang yang sama?
Enggak, asal dilakukan dengan respect dan tanpa saling menjatuhkan.
5. Kalau dia gak milih dua-duanya, apa aku harus mundur dari pertemanan juga?
Enggak. Tetap stay. Jangan biarkan penolakan cinta merusak persahabatan yang solid.
6. Apakah harus ada yang “mengalah” dalam situasi kayak gini?
Idealnya iya. Tapi bukan soal siapa kalah, lebih ke siapa yang lebih siap mengutamakan hubungan yang lebih penting.