Nordin Amrabat: Kakak Petarung yang Udah Keliling Eropa Sebelum Nama Amrabat Jadi Besar

Sebelum Sofyan Amrabat bikin stadion Qatar geger dengan tekelnya yang brutal tapi bersih, ada satu nama yang duluan mondar-mandir bawa nama “Amrabat” di panggung internasional: Nordin Amrabat.

Kalau Sofyan itu versi kalem tapi mematikan, Nordin lebih ke tukang gedor yang main dengan full energi dan zero kompromi. Winger yang doyan tusuk dari kanan, berani duel sama siapa pun, dan gak pernah takut buat kasih 1 vs 1 nonstop sepanjang 90 menit.

Nordin emang gak main di klub elite banget, tapi dia udah ngerasain banyak liga, banyak budaya, dan selalu jadi pemain yang “nyebelin buat lawan.”

Sekarang kita bahas lengkap perjalanan karier kakak dari sang Spider Midfield ini.


Latar Belakang: Kakak-Adik yang Besar di Belanda, Berdarah Maroko

Nordin Amrabat lahir di Naarden, Belanda, pada 31 Maret 1987. Sama kayak Sofyan, dia tumbuh di keluarga Maroko, besar di Belanda, dan dekat banget sama budaya bola jalanan.

Bedanya?

  • Nordin itu winger
  • Sofyan itu gelandang bertahan

Dari kecil, Nordin punya bakat eksplosif — cepat, kuat, dan nekat. Tapi perjalanan awalnya jauh dari mulus.

Dia sempat dipulangkan dari akademi Ajax waktu muda karena dinilai kurang kuat fisik.
Lo bayangin, pemain yang nantinya main Piala Dunia malah pernah dianggap gak cukup bagus.

Tapi Nordin gak nyerah.


Karier Awal: Dari Liga Semi-Pro Belanda ke Eredivisie

Nordin mulai karier profesionalnya di klub kecil Omniworld (sekarang Almere City) di divisi bawah Belanda. Tapi di sana dia langsung mencuri perhatian:

  • Dribble-nya liar
  • Cepat banget
  • Bisa tusuk dari sisi kanan dan kiri

Akhirnya dia dipinang klub Eredivisie VVV-Venlo, lalu meledak saat main di PSV Eindhoven.

Di PSV, dia main bareng pemain-pemain top Eredivisie dan tampil di kompetisi Eropa. Bukan jadi pemain utama tiap minggu, tapi cukup konsisten dan dihormati.


Gaya Main: Eksplosif, Direct, dan Bikin Bek Kiri Lawan Keringetan

Kalau lo pernah liat Nordin main, lo bakal langsung notice ciri khasnya:

  • Speed gila
  • One-on-one duel dominan
  • Suka banget cut inside atau umpan tarik dari kanan
  • Jago tahan bola pakai badan
  • Sering dapat foul karena gaya mainnya yang direct banget

Dia bukan winger teknikal yang suka gocek halus kayak Mahrez. Dia lebih ke brute force wingerngedribble lo sampe capek, lalu crossing ke striker.


Main di Mana Aja?

Nordin punya CV yang bisa bikin iri pemain mana pun. Dia pernah main di:

  • Belanda (VVV, PSV)
  • Turki (Kayserispor, Galatasaray)
  • Spanyol (Málaga, Leganés)
  • Inggris (Watford)
  • Arab Saudi (Al-Nassr)
  • Yunani (AEK Athens)

Dan di semua klub itu, perannya hampir selalu sama:

  • Winger kanan eksplosif
  • Pemain yang kerja keras bantu bertahan
  • Gak takut duel fisik

Yang menarik, dia bahkan sempat tampil bagus banget di Watford, meskipun timnya pas itu lagi struggling di EPL.


Timnas Maroko: Pengalaman Besar, Mental Petarung

Nordin mulai bela Maroko dari tahun 2011, dan punya lebih dari 60 caps internasional. Dia bukan pemain yang selalu starter, tapi dia:

  • Selalu hadir di laga besar
  • Jadi mentor buat pemain muda
  • Tampil penuh di Piala Dunia 2018 (Rusia)

Di turnamen itu, dia dapet banyak pujian karena penampilannya lawan Portugal dan Spanyol. Bahkan media Eropa waktu itu bilang:

“Amrabat bermain seperti dia punya tiga paru-paru.”

Dia benar-benar ngegas terus sepanjang laga. Bahkan sempat tabrakan kepala parah lawan Iran, tapi tetap lanjut main. Gila? Iya. Tapi juga simbol mentalitas Maroko.


Kakak yang Dukung Adiknya Mati-Matian

Yang bikin banyak orang salut sama Nordin bukan cuma performanya, tapi hubungannya sama adiknya, Sofyan.

Di Piala Dunia 2022, dia gak main. Tapi dia selalu hadir di tribun, nonton setiap laga, dan support total tim nasional.

Setiap Sofyan tampil keren, dia langsung update di media sosial, puji, bahkan ikut debat online buat ngebela adiknya.

Dia pernah bilang:

“Saya tahu seberapa keras adik saya berlatih dan berjuang untuk sampai sini. Kalian gak tahu sisi itu.”

Ini bukan cuma soal keluarga. Ini respek antarpemain, dari dua level generasi berbeda.


Karier Menjelang Akhir: Main di Yunani, Tetap Ngeri

Setelah dari Al-Nassr (klub yang juga pernah dibela Ronaldo), Nordin gabung AEK Athens di Yunani.

Meskipun usianya udah kepala tiga besar, dia tetap tampil konsisten:

  • Bawa AEK juara Liga Yunani
  • Masih rajin tusuk sayap
  • Jadi senior yang disegani pemain muda

Di 2023, AEK perpanjang kontraknya karena performanya masih solid, walau udah veteran.


Kenapa Nordin Gak Se-terkenal Sofyan?

Ini sering ditanyain, tapi jawabannya simpel:

  • Sofyan tampil luar biasa di Piala Dunia
  • Nordin gak pernah dapat spotlight sebesar itu
  • Posisi winger lebih mudah digantikan pemain muda cepat
  • Sofyan cocok banget di sepak bola modern dengan sistem press

Tapi kalau kita ngomong soal longevity, pengalaman, dan impact, Nordin gak kalah berkelas.

Dia bukan viral sesaat. Dia udah konsisten selama hampir 15 tahun.


Penutup: Nordin Amrabat, Sang Kakak Gladiator yang Udah Jalanin Segalanya Duluan

Nordin Amrabat adalah simbol dari generasi pemain yang main bukan buat gaya, tapi buat bertarung.

Dia gak ngemis spotlight, gak cari sensasi, tapi kerja keras di lapangan dan jadi inspirasi buat adiknya.

Sekarang, nama Amrabat udah mendunia. Tapi sebelum Sofyan jadi “The Spider” di tengah lapangan, Nordin udah lebih dulu jadi petarung di sayap kanan.

Dan itu? Gak bisa dilupain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *